258. Soul


"Apa yang ada di belakang kita dan apa yang ada di hadapan kita adalah masalah kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kita." - Ralph Waldo Emerson


Pete Docter kembali berkesperimen tentang "dimensi lain" lewat animasi trimatra sekelas Pixar. Sebelumnya dibantu Ronnie del Carmen menggarap kisah panca emosi/perasaan berbentuk reseptor Joy, Sadness, Disgust, Anger, dan Fear dalam Inside Out. Kelimanya berpersonifikasi dalam tubuh anak remaja. Memberikan perasaan dilema, ambivalen, dominasi, dan tawar-menawar antar kelima makhluk itu. 


Dengan musik jazz dan pemain jazz yang tengah berjuang meniti karier bernama Joe Gardner, Pete menjelaskan segala yang fana itu ke alam paling primordial manusia: alam arwah (sebelum kelahiran). Juga alam arwah setelah kematian. Great Before dan Great Beyond. Joe nyaris mati dan menyeberang ke alam barzah di Great Beyond. Dia merasa tak terima sebab sebelumnya sedang bahagia sekali mau main musik bareng musisi jazz idolanya setelah bertahan-tahun cuma jadi guru honorer. 


Jiwa Joe memberontak dan tersesat di Great Before. Alam saat arwah manusia bersaksi tiada tuhan selain Allah. Di Great Before, jiwa-jiwa manusia dilatih supaya siap hidup di keras dan fananya hidup. Jiwa (bernomer) 22 adalah yang paling bengal. 22 tidak minat hidup di dunia, mungkin takut jomblo seumur hidup, takut miskin, takut jadi minoritas, pokoknya sih di filmnya dia ga minat aja lantaran gak nemu spark-nya dan jadi sinis menyikapi kehidupan di bumi datar kendati banyak mentor menasihati dia. Bunda Theresa. Mahatma Gandhi. Muhammad Ali. Abraham Lincoln. Sayang aja kurang Soekarno yang bisa mengajari nasionalisme. 


Joe adalah antitesis 22. Mereka justru saling bersama dan berusaha membantu Joe kembali ke dunia pakai pass yang menempel di dada. Dengan grafis animasi yang cantik, Great Before bak gundukan padang marshmallow dan jadi workshop cara hidup atau menemukan spark (atau bakat lahir). Akhirnya mereka berdua berhasil ke bumi dengan cara yang salah. Joe masuk ke tubuh kucing dan 22 ke tubuh Joe. Kisahnya memang tidak sekontemplatif Up saat sang suami menapaktilasi dan menziarahi memorinya sendiri dan kurang seemosional Inside Out. Soul kadang terlalu bawel dengan hal-hal teknis dunia arwah dan agak kompleks untuk dinikmati semua usia. Medium tubuh Joe memang dijadikan wahana pengalaman baru bagi 22 dalam merasa, mengamati, dan merenungi arti hidup bahkan dari sekadar jatuhnya bunga yang sudah ditulis di kitab induk (Lauh Mahfuz). 


Dalam kultur individualis Barat memang tidak ada atau jarang mendefinisikan rasa syukur dengan membandingkan kesusahan orang. Aku bersyukur jadi pegawai yang diomeli bos, di luar sana banyak gelandangan tak punya kerjaan. Aku bersyukur jadi guru honorer musik di sekolah dengan murid-muridnya yang bebal, asal nggak ngamen di blok m aja. Joe yang digerakkan jiwa 22 melihat ke dalam dirinya sendiri. Bermuhasabah dari luar pakai kacamata kucing. Malah Joe sedang diuji saat kariernya mulai melihat titik terang; diangkat jadi guru tetap dan main musik bareng Dorothea Williams saat bersamaan. 



Komentar

Postingan Populer