236. Komedi Strata, Tragedi Keluarga [Parasite review]

Mendengar label film pemenang Palem Emas mungkin penonton umum menduga filmnya lambat, artsy, dan ceritanya berat. Lain soal kalau digarap sutradara asal Korea Selatan kelahiran 14 September 1969, yang sekaligus jadi orang Korea pertama peraih trofi Palm d’or (Palem Emas) Festival de Cannes 2019.

[mengandung bocoran]

Bong Joon-ho (BJH), si tangan dingin itu, berhasil menceritakan realita jurang sosial di negaranya dengan gerak drama yang tidak terduga. Mudah diikuti. Komedik. Satire. Dan tragis. Dibumbui merah darah.

Awalnya Ki-woo mengajar les bahasa Inggris ke anak gadis keluarga Park, Da-hye. Pelan dan pasti, seluruh keluarga Kim bekerja di sana. Dari mbaknya, Ki-jung, bapaknya Kim Ki-taek, dan Choong-sook, emaknya. Mereka merebut semua pekerjaan itu dengan fitnah dan trik yang culas. Apalagi keluarga Park walau kelas menengah ke atas tapi polos dan gampang terprovokasi.

Apesnya, dalam satu malam semua rencana yang baru dinikmati hasilnya langsung kandas akibat lengah menenggak khamr. Moon-kwang mantan pembantu menggagalkan semua rencana karena dia menyembunyikan suaminya di bunker. Moon-kwang dan suaminya, Geun-se, menjadi dua karakter perintang. Karakter misterius. Keberadaan keduanya pun akhirnya tersingkirkan akibat pertarungan dua kubu kaya dan miskin, Park dan Kim. Demi asas keadilan, masing-masing anggota keluarga Park dan Kim mesti mati.

Korea Selatan walau dijuluki Empat Naga Kecil Asia bersama tiga negara lainnya, kemiskinan tetap menjadi jelaga pembangunan. Gosongnya tercoreng di wajah-wajah seperti keluarga Kim. Oportunis. Cerdik. Dan bau lobak busuk. Strata itu bukan hanya pada simbol batu keberuntungan dan bau lobak, namun juga pada kontur berbukit atas dan bawah. Di mana keluarga Park di area tanah atas dan Kim di bawah yang akhirnya kebanjiran. Dalam Okja (masih karya Bong Jong-hoo), kemiskinan dituturkan lewat distribusi makanan. Pembagian hewan mutasi mirip babi. Babi yang mestinya menjadi ternak, diubah sebagai pet, hewan peliharaan sesetia anjing. Okja jatuh sebagai pet drama dan SJW hewan dengan bentangan rasa Korea dan global. Pada Snowpiercer hierarki kelas atas dan bawah terpisah pada ruang sempit pada gerbong yang terus bergerak panas ketika bumi kembali ke zaman es (sebuah kontradiksi global warming).

Pada Parasite, keluarga Kim tidak benar-benar melakukan (simbiosis) parasitisme, terhadap keluarga Park. Mereka bermutualan. Tuan Park dan istrinya digambarkan orang kaya yang ramah. Permasalahan muncul ketika dua orang kaya itu berlagak sombong di belakang, mengatai sopirnya bau lobak busuk alias bau gembel, juga untuk orang-orang commuter kerah biru yang tiap hari naik MRT. Ucapan itu terlontar begitu saja, bukan penghinaan langsung, ketika keluarga Kim menguping dari bawah meja. Begitu pun dengan gesekan antara Moon-kwang dan suaminya (dengan keluarga Kim), sewaktu Bu Choong-sook memergokinya di bunker tersembunyi. Pak Kim dan kedua anaknya yang menguping ujug-ujug jatuh, dan menggagalkan negosiasi yang hampir dibangun Bu Choong. Bahkan adegan batu keberuntungan yang dipegang Ki Woo pun mengulang pola serupa, jatuh dari tangga. Menggagalkan lagi Ki-woo yang hendak menghabisi Geun-se. Sebaliknya, dia yang dihabisi. Sampai pada malapetaka berdarah di pesta kebun.

Adegan-adegan yang menjadi turning point selalu terasa jelas diplot secara kebetulan dan berulang. Itu memberi kesan kekurangan-telatenan BJH mengalirkan sebab akibat. Tapi ya, namanya film.

Parasite tak lain adalah dongeng layar lebar yang disukai juri-juri kaukasia, di mana senantiasa kemiskinan dikomedikan dan kemakmuran adalah cita-cita utopisnya. Meniadakan dualisme status itu, bahwa sifat manusia pun seringkali bisa sangat mengerikan. Manusia merupakan imitasi binatang yang selalu punya wilayah teritori sendiri untuk dipertahankan. Masing-masing menjadi predator ataupun monster untuk wajahnya sendiri. Monster yang egois sampai monster yang kehilangan rasionalitas berpikir. Pak Kim kehilangan rasionalitasnya dan dibudaki emosi sesaat saat melihat Pak Park alih-alih menolong Geun-se malah mengambil kunci mobilnya yang terjepit di bawah tubuh sekarat Geun-se. Padahal Pak Park mau membawa Ki woo ke rumah sakit. Atau Pak Kim berpikir semua adalah dosa Pak Park sekaligus melampiaskan angkaranya.

Komentar

Postingan Populer