228. Mutiara Tiada Tara Adalah.... [Keluarga Cemara]

Keluarga Cemara awalnya cerbung dari majalah Hai tahun 70an karya Arswendo Atmowiloto. Kemudian hits saat era tv swasta booming di tanah air. Mulai tayang tahun 1996 di RCTI.

Hati-hati, ada spoiler eksplisit!

Mungkin bagi yang besar era 90an saja yang merasakan nostalgia film layar lebar Keluarga Cemara. Bahkan saya mesti menerangkan sedikit pada ponakan saya yang SMP, gambaran tentang Keluarga Cemara. Biar dia dapat klu, gak kosong banget saat masuk studio. Sementara generasi milenial yang lebih muda, mudah mencari sekilas referensi lewat youtube atau buah bibir.

Ceritanya masih sama, caturwarga (khas program KB Orba) yang tadinya keluarga berada di Jakarta mesti berubah drastis menjadi miskin. Hidup di pedesaan asri di rumah warisan orangtua. Abah (Ringgo Agus Rahman) dideskripsikan seorang pengusaha developer properti kecil-kecilan. Soalnya kalau perusahaan sebesar SinarMas Land, gak seekstrem itu juga. Abah juga orangnya sibuk, selalu melewatkan momen istimewa bersama anak-anaknya, terutama Euis (Zara JKT48), gadis yang masih menggelegak hormon remajanya— cenderung memberontak.

Emak (Nirina Zubir) seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Entah bagaimana dia dipanggil emak, biasanya anak gedongan manggil mamih, mom, dan mamah. Sifatnya penyabar, ibarat yang melingkupi yin, menyeimbangkan. Sedangkan Ara (Widuri Sasono) hanyalah anak kecil yang optimis dan sejuk.

Plotnya ya tentang intrik antara Euis yang sukar beradaptasi dengan kehidupan barunya dan Abah yang keras dan tegas tapi juga penyayang. Puncaknya ketika Euis merebut sertifikat rumah dari pembeli. Setelah sebelumnya dia bikin kesal Abah karena pergi sendiri ke Bogor demi menemui teman-teman lamanya yang kaya. Euis adalah cewek kota milenial dengan bahasa ala anak Jaksel. Di kelas dia paling jago bahasa Inggris.

Kalau Abah retro terpaksa kayuh becak, Abah jaman now tentu jadi pengemudi ojek daring—yang disponsori Gojek. Sementara Emak masih usaha opak (Asri Welas invest usaha Emak ini lol). Coba lebih milenial, baso goreng mozarela saset.

Asri Welas di Cek Toko Sebelah dikenal sebagai bos yang gemar nyanyi lagu Keluarga Cemara berperan sebagai Ceu Salma. Loan Woman. Wanita pinjaman. Maksudnya suka minjemin duit. Asri dan Abdurrahman Arif (Romli si tukang ojek) bersama Andi (Joshia Frederico) membawa suasana komedi segar tanpa harus ala-ala stand-up-isme layar lebar.

Keluarga Cemara memang mengharukan tanpa mesti terperosok ke liang dramatisasi air mata. Bagaimana seorang kepala keluarga mesti "kaki di kepala kepala di kaki" manakala keluarganya menerima kenyataan pahit secara mendadak tanpa persiapan. Uang memang mampu membahagiakan hidup, namun keutuhan dan kekompakan keluarga sebagai lembaga terkecil di masyarakat, merupakan harta dan mutiara tiada tara.

Pada dialog Ara, yang diperankan sangat cerlang oleh putri Dwi Sasono-Widi Mulia, katanya lebih suka di rumah Atuk (kakek) karena Abah lebih sering di rumah dan kamar Euis dan Ara jadi nyatu. Ada satu kronologi yang agak janggal ketika Ara latihan menjadi pohon untuk teater sekolah. Saat itu, Emak belum mengabari dirinya mengandung. Sampai Emak melahirkan Agil, baru teater sekolah dipentaskan. Itu butuh 9 bulan bagi Ara untuk mempersiapkan diri pentas. Kalau teater anak SD, paling lama, dua bulan lah.

Selain Bunga Citra Lestari mengisi lagu tema Keluarga Cemara dengan judul (baru) Harta Berharga, lagu Dialog Dini Hari (Tentang Rumahku) dan Banda Neira (Rindu) juga muncul dalam film. Hari pertama diputar di gedung bioskop, film produksi Visinema yang diarahkan Yandy Laurens (debut film panjang) ini berhasil menyobek 92.168 tiket. Film keluarga yang cocok untuk menghabiskan musim liburan. Hangat, inspiratif, lucu, mengharukan, dan penuh cinta.

Komentar

Postingan Populer