183. Martabat Manusia Di Hadapan Alam

Sebelum manusia menemukan minyak bumi dan sebelum Alfa Edison menciptakan lampu pijar, manusia membutuhkan minyak hewani macam lemak paus. Di kota pelabuhan Nantucket, Massachusetts, paruh pertama abad 19. Di mana Amerika baru mengenal ekonomi kapitalisme berupa kota pelabuhan maju dengan perusahaan dan kapal-kapalnya yang di antaranya memburu minyak paus.

"In The Heart Of The Sea" disadur dari buku nonfiksi berjudul sama karangan Nathaniel Philbrick. Kisah dilisankan dengan alur flashback oleh pria tua, Thomas Nickerson (Brendan Gleeson), kepada seorang penulis, Herman Melville (Ben Whishaw). Thomas adalah salah satu ABK Essex.

Yaitu Owen Chase (Chris Hemsworth) ialah pelaut ulung nan disegani ABK tempat ia berlayar. Perusahaan tempatnya bekerja memberinya misi berlayar dengan target 2000 tong lemak paus. Walau Chase sudah menagih janji sebelumnya yang akan menjadikannya Kapten Kapal Essex, tetap saja yang menjadi kapten adalah anak orang kaya, George Polland Jr. (Benjamin Walker). Ada intrik egoisme di antara mereka berdua. Bahwa Chase merasa lebih mumpuni, sementara Polland pun demikian belum lagi dia membanggakan nama belakangnya. Titik kulminasi egoisme mereka luruh tersapu badai dan memaksa mereka mendarat di Ekuador. Di sana mereka dapat cerita tentang paus sperma (Physeter macrocephalus) berukuran raksasa berkulit bak pualam yang berangas di Samudera Pasifik.

Dengan percaya dirinya mereka mengarungi padang air untuk memburu paus. Akhirnya sang legenda pun mengamuk, melumatkan kapal kayu Essex. Membuat para ABK dan kaptennya terombang-ambing di sekoci selama 9 bulan tanpa makanan dan minuman yang jauh dari cukup.

Pada saat perburuan paus (sebelum paus antagonis raksasa), efek CGI terlihat sedikit kurang halus. Green screen tampak kasar dikit... 5 % mungkin. Tapi bagi yang kurang jeli itu akan terlupakan. Apalagi wujud animasi paus-pausnya sangat meyakinkan dan meneror. Dari sisi penokohan aktor utamanya Chris Hemsworth kurang mencuri atensi. Daya tutur filmnya bersahaja untuk ukuran cerita besar melegenda. Segmen ketika para ABK sekarat dan frustasi kurang dieksplor bagian ini, belum lagi tektok persenyawaan (chemistry) antar tokoh yang setengah matang. Kurang berkesan. Sepertinya Howard mengulanginya lagi setelah Angels & Demons. Tapi salut buat Howard yang hanya menunjukkan sisi kanibalismenya lewat bahasa teks tanpa visual.

In The Heart Of The Sea arahan Ron Howard bukan sekadar pertunjukan amukan mamalia terbesar di Planet Bumi itu tapi juga sebuah film refleksi jati diri manusia dengan intensitas yang lumayan (mencoba) dalam. Setelah dengan apa yang terjadi kamu masih saja pongah, kata Owen Chase kepada George Polland. Jawab Polland, kita adalah makhluk tertinggi menurut gambaran Tuhan. Kita terlahir sebagai raja bumi yang mampu menjelajah dan menaklukkan bumi.

Komentar

Postingan Populer