166. Kya Dilli Kya Lahore (2014)

Pada tahun 1948 setelah India-Pakistan baru sama-sama merdeka dari imperalisme Britania, di perbatasan seorang tentara Pakistan diperintahkan atas dasar informasi Intel bahwa India akan membangun terowongan. Pihak Pakistan menginginkan cetak biru (file) terowongan tersebut.

Usaha Rehmat Ali (Vijaz Raaz) sia-sia saja karena di gubuk pos perbatasan hanya ada Sammarth (Manu Rishi), seorang koki yang tidak tahu menahu tentang file itu. Rehmat ialah seorang Pakistan yang dibesarkan di Delhi sementara Samarth seorang India yang dibesarkan di Lahore. Dalam pameo senasib sepenanggungan, makan nggak makan asal kumpul, namun dimentahkan oleh nasionalisme masing-masing negara.

Dalam obrolan dua orang dalam rentang setengah jam, sebuah dialog panjang nan membosankan tapi bikin senyam-senyum, mereka saling menyalahkan, tembak-tembakan, dan menyadari kalau mereka hanya korban. "Ketika dua gajah bertarung rumputlah yang merana."

Tiada siapa antagonis dan protagonis seperti film India bertema sejenis. Menyentuh tapi tidak cengeng. Meski paruh kedua terasa kedodoran karena terkesan klise endingnya, tapi emang hidup sudah klise kan?

Hanya ada empat aktor bermain dalam wilayah latar itu itu saja, gubuk dan padang ilalang tandus. Syutingnya di Fiji. Dan cuma dua yang signifikan, yaitu Vijay Raaz (sekaligus sutradara) dan Manu Rishi, kurang populer. Mereka mampu bikin tektok satu frekuensi. Very memorable acting performance in a movie.

3,5 dari 5

Komentar

Postingan Populer