250. Senja Bersama Ayah... [Pixar Onward]
Onward berkisah dengan pegangan evolusi. Bagaimana makhluk-makhluk dari dunia dongeng (elf, mermaid, centaurs, naga, manticore, dll) berevolusi menjadi lebih maju seperti peradaban manusia. Mulai dari ditemukannya bohlam menggantikan api sihir untuk penerangan sampai kendaraan bermotor menggantikan sayap untuk mobilitas.
Ian dan Barley, kakak beradik yatim, punya karakter berbeda. Ian remaja yang canggung, Barley sifatnya geradak-geruduk dan penyuka dunia sihir. Meski ditinggal mati ayahnya sebelum dirinya lahir, Ian selalu mendambakan sosok ayah. Saat ibunya kasih tongkat peninggalan suaminya untuk anak-anaknya, dari situlah petualangan ajaib penuh sihir hidup kembali. Seolah mundur, kontras dengan judulnya sendiri. Banyak petualangan seru, dari Corey si manticore pengelola kedai yang juga memiliki peta. Peta yang dibutuhkan Ian dan Barley untuk mencari batu permata demi menggenapi sihir supaya tubuh ayahnya kembali utuh, bukan hanya sebatas pinggang ke bawah.
Meski Barley tahu banyak tentang mantra sihir, namun Ian yang punya bakat sihir. Dengan merapalnya sungguh-sungguh, sihir akan bekerja lewat tongkatnya. Adegan sihir ketika menyeberangi jembatan tak kasat mata adalah yang terbaik sekaligus mendebarkan. Manakala sihir bukan barang yang bekerja serta merta tapi juga lewat kesungguhan hati. Aksi-aksi peri kecil geng moge cukup mengocok perut. Mereka dan Corey termasuk makhluk yang berevolusi dengan menurunnya kemampuan tubuh, mereka tidak bisa terbang seperti manusia yang kekurangan kemampuan berjalan berkilo-kilo dan menciptakan kendaraan.
Dalam perjalanan ke gunung mencari permata, Ian dan Barley saling menelanjangi kekurangan mereka, apalagi Barley yang dikenal sebagai anak pecundang. Mungkin padanan kata Indonesia-nya anak yang bengal mungkin. Ian membuat to-do-list saat akan mau menemui ayahnya sebelumnya senja karam. Dia hanya belum sadar, ada sosok ayah di diri abangnya. Walau tampak usil, Barley adalah kakak yang ngemong. Genre petualangan yang nyerempet road-movie menjabarkan perjalanan hubungan kakak adik mirip Elsa dan Anna. Makanya ketika ending, sang perancang cerita mencoba ending yang getir (gak mau bilang terlalu sad ending juga). Ada pesannya ke semua rentang usia, kalau let it go aja, ikhlaskan aja. Toh kita masih punya orang-orang terdekat yang menjaga kita.
Bagi beberapa orang, Onward memang tidak setinggi standar Coco misalkan. Coco cerdik membangun dunia arwah yang mestinya berjarak menjadi sentimental sekaligus berwarna plus puntiran plot yang tak disangka. Onward sudah dari awal masuk ke dunia fantasi kendati ada jarak evolusi sehingga kadang momen magisnya kurang nendang dan sekadar aksi indiana-jones-ish.
Film panjang Pixar ke-22 yang dipegang Dan Scanlon ini tetap menghibur dan sayang dilewatkan di layar lebar. Sempat ditolak di jazirah Arab sebab ada referensi LGBTQ dari tokoh polwannya, percayalah... kasusnya mirip Beauty and the Beast.
Komentar