249. Love Aaj Kal, Cinta yang Membebaskan
Dengan suksesnya Love Aaj Kal tahun 2009, yang bikin nama Imtiaz Ali melejit, PH Reliance dan Maddock ambil alih produksi dan memercayakan bintang-bintang muda, Kartik Aaryan dan Sara Ali Khan, dengan naskah yang lebih nyambung ke generasi milenial.
Imtiaz yang merangkap penulis masih memakai plot maju mundur seperti film originalnya. Walaupun dua kisah beda zaman, kisah masa lalunya (dituturkan Raghu tua, diperankan Randeep Hooda) memengaruhi tokoh Zoe pada masa sekarang. Cerita cinta masa lalu Raghu dan Leena dijadikan pembelajaran, cerita cinta masa kini Veer dan Zoe menjadi titik balik bagaimana kedua tokoh milenial mendefinisikan cinta dalam ketakutan komitmen bernama lembaga pernikahan. Praktis kisah cinta Veer dan Zoe memang tidak sepanjang masa Leena dan Raghu di tahun 90an. Makanya kompleksitas hubungan Veer dan Zoe hanya berat di awal, tidak seperti Raghu dan Leena yang dijalani aja dengan keberanian bahkan nekat.
Cerita cinta masa lalu Raghu dan Leena lebih menarik dan klasik juga dramatik. Leena dan Raghu hanyalah sejoli muda-mudi kampung di Udaipur. Dalam kepolosan mereka, mereka berbuat nekat, khususnya Raghu, yang sampai meninggalkan kampung halaman bahkan keluar dari studi kodekterannya demi Leena seorang yang dirantaukan orangtua ke Delhi. Apabila Love Aaj Kal berlatar sosial budaya di Indonesia, maka Raghu dan Leena langsung dikawinin saja ketimbang bikin keluarga malu. Ya, nggak begitu, sebab ceritanya akan statis di urusan rumah tangga saja.
Sebagai penutur romansa berbunga-bunga, Raghu tua berhasil menghipnosis Zoe dengan cepat. Zoe jadi lebih optimis dengan cinta bukan sekadar cinta-satu-malam atau hubungan tanpa status. Namun dalam sekedipan mata, Raghu menghancurkan harapan Zoe akan cinta. Zoe seorang workaholic, menganggap pekerjaan adalah pacarnya, itu akibat didikan ibunya yang pernikahannya pupus. Pun orangtua Veer yang kedua orangtuanya telah pisah ranjang. Dari sudut ini penonton paham, Imtiaz dengan banal dan general memandang pernikahan sebagai racun cinta. Tidak ada contoh manis pernikahan cinta ataupun komitmen cinta yang disuguhkan Imtiaz ke tokoh Zoe dan Veer. Keduanya gamang dan terpaksa belajar dari sesuatu yang “kotor” seperti tagline deterjen, “nggak kotor, nggak belajar”. Dan chemistry Sara dan Kartik tidak dapat lantaran keduanya seperti tidak benar-benar bergumul pada (jenis) hubungan yang mereka pertanyakan, plus dialog klise yang ditulis untuk Sara.
Angkat topi untuk aktor Kartik Aaryan yang memerankan dua tokoh dengan dua gestur dan penampilan berbeda. Sempat tidak sadar beberapa menit kalau tokoh Raghu dan Veer dimainkan aktor yang sama. Tokoh Raghu lebih reasonable dan aktif, sementara Veer luntang-luntung, penguntit yang mestinya menyeramkan, dan pasif. Kurang sreg saja dengan pembawaan Kartik sebagai Veer, ya karena di plot masa lalu Raghu menjadi tokoh utama sedangkan di masa kini Zoe jadi tokoh utamanya.
Ketertarikan Raghu dengan film Aamir Khan “Qayamat Se Qayamat Tak” bikin dia ekspresif mengungkapkan perasaannya pada Leena lewat tarian-tarian kecil dengan tatapan atas bawah (balkon dan tanah). Adegan menari yang mestinya biasa di film India dibalikkan menjadi aneh, orang-orang di sekitar Raghu melihat aneh, termasuk anggota marching band yang memperingatkan agar Raghu hati-hati menari di pinggir laut. Itu lucu banget.
Lagu yang menarik perhatian hanya Shayad yang dinyanyikan oleh Arijit Singh. Serta klip lagu penutup yang sekilas mirip La La Land dengan memanggungkan latar tempat menjadi properti panggung.
Love Aaj Kal mencoba memasukkan seluruh elemen sosial budaya dan agama yang kerap mengikat cinta. Tentang monogami dan poligami, ikatan nafsu purba yang mesti disakralkan dalam pernikahan, bagian ini dituturkan secara komikal oleh seorang stand up comedian yang juga hip hoper. Namun di balik contoh-contoh pahit cinta dan pernikahan yang ditampilkan di layar, Love Aaj Kal tetap memberi optimisme: jalani aja dulu.
Komentar