223. Muslihat Sang Penjahat [Thugs of Hindostan]
Menurut catatan, Thugs of Hindostan (Thugs) adalah film kolaborasi pertama antara Aamir Khan dan Amitabh Bachchan. Sebelumnya karakter Firangi (dimainkan Aamir Khan) akan diperankan Hrithik Roshan. Tapi Hrithik mau mengganti sedikit naskahnya. Sutradara, Vijay Krishna Acharya, menolak. Sebelum nonton film India termahal ini (42 juta USD, sebelumnya dipegang Baahubali dengan 35 juta), jauhkan dulu referensi sempit kalau film ini mirip Pirates of the Caribbean. Karakter Firangi memang mirip Jack Sparrow, tapi Firangi lebih menyebalkan dan mbulet.
Mungkin ada bocoran!!!
Pada pendudukan Britania tahun 1795, dengan kompeni dagang British East India Company (EIC mirip VOC)—seterusnya disebut Perusahaan, seorang Petinggi Perusahaan mencoba merebut tahta Awadh dengan tipu daya dan darah. Petinggi itu Komandan John Clive namanya. Dia lancar berbahasa Hindi. Dari gerak bibir memang berbicara Hindi, bukan disulihsuarakan. Kalau kita protes Kompeni di Buffalo Boys semua berbahasa Inggris, kita patut merasa janggal, semua petinggi dan pejabat Perusahaan lancar berbahasa Hindi bahkan sesama bule.
Hampir semua keluarga kerajaan Awadh dibantai, terkecuali puteri mereka, Zafira, yang diselamatkan preman Kudabakhs Azaad. Besarnya, Zafira tumbuh jadi prajurit panahan yang hebat. Sangat meyakinkan kalau dia hebat, tidak seperti Pevita Pearce di BB. Ada adegan perompakan kapal Britania yang cukup keren, meski kebanyakan slo-mo. Efek visualnya dan spesial efeknya, boleh banget! Walau ledakan apinya ada yang kurang meyakinkan. Juga sangat mengganggu kuping saya yaitu instrumentalianya John Stewart yang cenderung berisik. Hampir tiap adegan ada dramatisasi musiknya. Padahal pakai musik atau suara alam lebih bagus, contoh adegan fajar sebelum penyerangan meriam Perusahaan. Sayang itu cuma sedikit banget.
Sebagian besar filmnya bertumpu pada karakter Firangi. Karakter Azaad (Amitabh Bachchan) dan Zafira (Fatima Shaikh) hanya kuat secara emosional sebagai dua-kesatuan. Mataku sedikit basah melihat relasi Azaad-Safira ini. Cuma memang nanggung. Harusnya Bollywood bisa lebih melankolis. Sekali lagi, ini film action yang cocok buat pemuja action.
Firangi dengan sifat tamak, penipu, oportunis, memberi dinamika cerita Thugs. Dia preman yang bekerja bukan pada Inggris, India, tapi pada uang. Kalau Inggris kasih keuntungan, dia mau, begitupun sebaliknya. Karakter Firangi memang tertebak arahnya, tapi ada beberapa yang lumayan mengagetkan. Ketika dia mengosongkan pelor di pistol Zafira, yang akan dipakai untuk membunuh Clive, penonton mungkin bingung, mau apa lagi nih kaminey! Kaminey artinya bastard.
Sayangnya, banyak potensi thriller yang mestinya hidup akhirnya mati akibat konsekuensi endingnya. Azaad yang aku harapkan mati aja karena udah tuwir, ternyata masih hidup. Padahal kalau memang dia mati, ini bisa jadi api pertengkaran antara Zafira dan Firangi, di mana Zafira sejak awal tidak memercayai Firangi. Yaa, kadang ending mesti ideal biar penonton puas. Masa jagoan mati?
Akting Katrina Kaif sebagai Suraiya sang penghibur londo-londo sange sesuai porsinya. Seharusnya dia bisa bergerak leluasa, tapi dibatasi oleh naskah. Naskahnya sesuai untuk tarian dan nyanyian di film. Si Clive (Lloyd Owen) kurang bengis sebagai londo. Tidak digambarkan dia mecut budak-budak Hindustan yang nggak becus beternak ulat sutra (ide aku aja, nggak ada adegan ternak ulat sutra di film). Sebagian besar durasi yang nyaris 3 jam dipakai untuk pergerakan karakter Firangi dan Azaad-Zafira. Padahal John Clive merupakan antagonis utama yang secara langsung menggerakkan tokoh Zafira membalas dendam—yang dibantu Firangi.
Suka pengasosiasian Clive sebagai Rahwana, tokoh jahat dalam babat Ramayana, yang mesti dibakar bersama patung Rahwana saat Festival Dussehra. Memperingati kemenangan Rama merebut kembali Sinta dari Rahwana. Di Hindu Bali, patung Rahwana biasanya disebut ogoh-ogoh.
Komentar