216. Pahlawan Keluarga, Keluarga Pahlawan [Incredibles 2]
Setelah hiatus 14 tahun, animasi tentang keluarga superhero itu kembali dengan judul Incredibles 2. Masih ditulis dan disutradarai oleh Brad Bird. Dengan kronologi yang tidak sejauh 14 tahun juga. Hanya tiga bulan setelah peristiwa film pertama.
Film dibuka logo Disney dan Pixar merah menyala diiringi instrumentalia karya Michael Giacchino berjudul Episode 2—mirip bebunyian film kepahlawanan, mungkin Superman atau opening scene Spider-Man klasik (nada-nadanya serupa lah). Keluarga Parr masih menghadapi musuh di film pertama, Underminer, yang mau merampok bank. Sudah gagal, pihak berwenang malah menyalahkan Mr. Incredible dan Elastigirl. Keberadaan pahlawan super dianggap ilegal lantaran bekerja di luar undang-undang serta menyebabkan banyak kerusakan. Akhirnya kelompok pahlawan super Incredibles mesti purnabakti dari pekerjaannya menyelamatkan umat manusia. Tapi tidak dengan taipan tajir pemilik perusahaan telekomunikasi Devtech, Winston, yang penggemar berat superhero. Dengan sumber dayanya yang besar akan dana, Winston mencitra ulang bahwa superhero masih dibutuhkan untuk melawan kejahatan ultra yang tidak bisa ditangani (dicegah) polisi.
Elastigirl mesti melakukan pencitraan dengan sengaja. Memasang kamera di kostumnya. Mengunggahnya, agar publik dan senat tahu. Superhero masih dibutuhkan. Musuh Incredibles 2 kali ini ialah Screenslaver. Program hipnosis lewat konfigurasi layar dan kaca mata. Siapa pun melihat layar dan kaca mata berupa pandangan garis lengkung itu akan mengikuti perintah pemrogram untuk melawan Incredibles. Screenslaver ini lebih menarik ketimbang Syndrome dan Omnidroids, mencoba plot twist walau sudah tertebak (oleh saya) sebelum identitasnya terungkap. Manipulatif. Eksploitatif. Hanya saja kurang dingin karakternya.
Yang mencuri perhatian di episode 2 yakni bayi Jack Jack. Dia punya berapa kekuatan. Sinar laser. Pindah interdimensi. Menjadi maskot MU (Red Devil). Bersin voltase. Pokoknya ada 17 power. Tarung dia lawan rakun di tong sampah cukup ngeri sedap. Disney tahu, ini film semua usia, rakun itu takkan tercincang jadi barbeku. Si gadis Violet juga dapat porsi kembang-kembang pubertas yang manis. Dengan memulai ulang hubungan dengan Tony. Dash si anak lelaki, sedang kesulitan akan PR matematika. Intinya, dinamika keluarga menjadi tontonan utama di samping aksi superhero, dengan sang ayah raja patriarki yang tidak becus cara merawat dan menjaga bocah. Tuan Incredible atau Bob Parr itu kewalahan mengurus anak-anaknya, seolah hanya perempuan yang cuma sanggup menjaga anak. Ada benarnya, ada salahnya. Lagipula Bob Parr di film pertama pekerjaannya orang kantoran kerah putih. Cuma numpang titip sperma ke istrinya tiap malam, nggak tahu cara mengasuh anak. Helen Parr atau Elastigirl lebih pantas menikah dengan Steve Rogers!
Sekuen-sekuen eksyennya ya so so, lumayan, dan tidak mengimbangi adegan eksyen hutan lawan Omnidroids di film pertama. Mungkin yang menyamai adegan penyelamatan kereta oleh Elastigirl. Come on, wonder mama! You can do it! You are better and greater than WonderWoman! Skripnya juga seperti meminjam dari film pertama dan tidak berkembang ke arah yang baru—legalisasi superhero dan isu kerusakan akibat aksi. Yah, memang sih Brad Bird hanya ingin bersenang-senang dalam kerenyahan dan keringanan cerita. Penampilan bermacam-macam superhero dengan kemampuan berbeda juga memberi kesegaran di sekuel ini. Voyd, perempuan superhero, yang bisa memindahkan benda lewat kekuatan interdimensinya. Frozono, seperti teringat Frozen, dengan kekuatan tangan es Elsa Let It Go. Warna kulit Lucius (Frozone) didesain lebih gelap. Sebenarnya hampir semua karakter wajah superhero dipermak sedikit. Perancang mode Edna sayangnya cuma tampil sekilas.
Menjadi film animasi dengan pendapatan pembukaan akhir pekan terbesar, sekitar 180 juta dolar Amerika, dibuntuti Finding Dory ($135 M) dan Shrek the Third ($121 M). Incredibles 2 tetap asyik, menggelitik, kocak, epik, dan fantastik! Di jajaran animasi Disney dan Pixar, Incredibles 2 jadi animasi dengan durasi terpanjang kedua setelah Fantasia 1940: 118 menit. Kendatipun mendapat sensor Semua Umur, Incredibles 2 tetap mengandung unsur-unsur kekerasan yang gamblang.
Komentar