161. Gangnam Shade of Blues
Ada kalanya sebuah peradaban (sebut saja kota) dibangun di atas puing-puing belulang dan darah manusia. Dengan batu nisan atas nama bisnis berayahkan politik. Bertabur kembang keserakahan.
Distrik Gangnam yang sekarang menjadi metropolitan Korea Selatan, pernah punya sejarah kelam dengan aktor para politisi busuk yang membayar gangster untuk merobek tanah orang miskin.
Gangnam 1970 (Gangnam Blues)
Pemeran: Lee Min-Ho, Kim Rae-Won, Jung Jin-Young, Seol Hyun, Kim Ji-Su, Lee Yeon-Doo, Yoo Seung-Mok, Choi Jin-Ho.
Sutradara dan skenario: Yoo Ha.
Sinematografi: Kim Tae-seong, Hong Seong-hyuk.
Studio: Showbox, m.o.vera Pictures.
Tersebutlah dua sahabat lama hidup dalam kemelaratan sebagai yatim piatu. Yong Ki (Kim Rae Won) dan Jong dae (Lee Min Ho) tiap hari memulung sampah dan mengepulnya. Rumah mereka sekadar gubuk derita yang tak sanggup menganulir dinginnya musim. Sampai rumah mereka dirontokkan alat berat oleh tuan tanah. Tentu mereka mengamuk.
Apa boleh buat, demi uang, mereka rela jadi pasukan front perusuh, mengobrak-abrik markas politik dari lawan politik yang membayar mereka untuk jadi front perusuh. Keadaan menjadi kacau, mereka berdua terpisah. Jong dae tinggal bersama ketua geng yang baik, Gil Su (Jong Jin Young). Sementara Yong ki bekerja pada Myeongdong-pa, organisasi kriminal paling disegani.
Organisasi tempat mereka berdua bernaung saling berseberangan. Ini menjadi dilema ketika Yong ki harus main kucing-kucingan demi menyelamatkan Jong dae yang diculik dan disiksa. Keadaan pun kian rumit saat Jong dae ketahuan bersekongkol.
Rasa penasaran lah yang bikin saya pengen nonton film ini. Walau ternyata tiada ada yang spesial di sektor akting, story telling, sinematografi, penyuntingan, ya cuma soundtrack-nya saja yang bikin saya happy. Juga pertarungan antar geng yang bengis, brutal, dan berangas, termasuk pakai kapak dan tawuran di tanah becek yang memaksa saya untuk mengingat adegan film The Raid: Berandal.
Sang bintang, Lee Min Ho, bagai supernova (bintang hancur) di sini. Gak ada sinarnya. Gak ada sesi untuk dirinya mengeksploitasi perannya. Belum lagi ada dua adegan zina yang bikin saya eneg. Gak ada konteksnya dengan frekuensi cerita. Aktrisnya, Seol Hyun dan Lee Yeon Doo, gak ada kontribusi kuat untuk menyokong fondasi cerita. Belum lagi terlalu banyak cast mubazir yang asal tempel dan membingungkan saya.
Story telling-nya pun bertele-tele. Seperti gak ada suntingan sempurna untuk membuang adegan yang gak penting dan bisa menghemat durasi (135 fucking minutes!).
Baru kali ini film Korea benar-benar mengecewakan saya. Buang-buang waktu. Buang-buang kuota. Tapi gakpapalah, download gratis doang wkwkwk.
Skor 1 dari 5.
Komentar