157. Antara Cinta, Tuhan, dan Remote IFO
Ada pepatah Yahudi begini: “Saat manusia berpikir, maka Tuhan tertawa.” Tuhan benar-benar tertawa saat menyaksikan alien-humanoid yang mencariNya di mana-mana dan dengan segala cara. Tentu cara berpikir alien (dipanggil PK atau pemabuk) yang entah dari planet mana itu sangat lugu dan kritis.
PK
Pemeran: Aamir Khan, Anushka Sharma, Sushant Singh Rajput, Boman Irani, Saurabh Shukla, Sanjay Dutt.
Musik: Shantanu Moitra, Atul Raninga.
Skenario: Abhijat Joshi, Rajkumar Hirani.
Sutradara: Rajkumar Hirani.
Sintografi: C.K., Muraleedharan.
Produksi/distribusi: Vinod Chopra Films, Rajkumar Hirani Films, UTV Motion Pictures.
PK (Aamir Khan) mencari remote UFO-nya (sebenarnya IFO-identified) yang dicuri orang dan dijual ke pemuka agama Hindu di Delhi atau dijuluki Yang Mulia/Godman (Saurabh Shukla). Pencarian remote hanyalah semacam asosiasi dari ambisi dan harapan kebanyakan manusia dan keprasahan akan Tuhan. Tapi tidak dengan PK--alien ateis--dia mencari Tuhan di banyak agama; Hindu, Budha, Kristen, dan Islam (mengingatkan kita pada tokoh Pi dalam Life of Pi). Misal dia membeli patung Siwa (atau Khrisna?) lalu berdoa padaNya karena dia lapar maka dalam dua detik seorang ibu memberinya pisang dan dia girang alang kepalang. Dia yakin Tuhan ada karena mengabulkan doanya. Namun saat meminta remote supaya IFO-nya bisa menjemputnya malah tak dikabulkan. Sangsilah dia. Maka dia ke gereja, diusir. Ke masjid, dikejar-kejar.
Termasuk wartawan/anchorwoman bernama Jaggu (Anushka Sharma) bersama bosnya yang ingin menaikkan rating di tv mereka bekerja. Jaggu percaya-nggak-percaya pada kisah yang dibeberkan oleh PK sampai dia punya ide untuk menjadikan PK sebagai narasumber liputan. Liputan yang bermula dari kekritisan PK pada Yang Mulia ini berbuntut pada debat akhir yang sangat emosional dan klimaks.
Film retorik ini lumayan menyentil bagaimana attitude hidup dan kehidupan beragama sebagian dari kita. Fanatisme sempit. Banalitas atas nama kebenaran. Bahkan syahwat (sok) berjihad.
Kata PK pada Yang Mulia, "Anda hanya setitik debu dari semesta, mengapa Tuhan yang menciptakan semesta harus Anda bela?"
Namun sang sutradara dan penulis juga produser menyampaikannya dengan aroma komedi satiris dan kontemplatif. Jadi tertawa sambil berpikir. Coba bayangkan dia mencuri pakaian dari "mobil bergoyang". Ada drama romansa singkat antara Jaggu-Sarfaraz (Sushant Singh), romansa canggung antara Jaggu-PK, dan pertemanan dengan musisi karavan, Bairon Singh (Sanjay Dutt) merupakan subplot yang saling menyokong pilar plot utama. Film 150-an menit ini berlari dengan sangat gagah tanpa harus terengah-engah dengan embel-embel lebay yang mengotori layar.
Satu hal yang agak mengganggu saat nonton film Hindi di bioskop ialah teks Indonesia ditransfer dari teks Inggris. Misal Peekay ditulis tipsy. Terjemahan oral di tv malah lebih baik.
Walau banyak dikecam di negeri asalnya, film beranggaran 13 juta dolar AS ini telah balik modal hampir 10 kali lipat.
Komentar