147. Ketika Transformers Dikhianati Manusia
Transformers adalah waralaba film robot tergemilang dekade ini. Film yang diangkat dari mainan produksi Hasbro Inc (Hassenfeld Brothers) ini berkisah tentang alien-robot dari Planet Saiberton, manusia menyebut mereka Transformers (karena bisa mengubah bentuk). Ada dua kubu Transformers yang berseteru: Autobots (dikomandoi Optimus Prime) dan Decepticons (dikomandoi Megatron).
Transformers terbaru dengan subjudul Age of Extinction berusaha lepas dari bayang-bayang remaja canggung, Sam Witwicky, dan benar-benar lepas sebab tokoh yang dibawakan Shia Labeouf terlupakan begitu saja.
TRANSFORMERS: AGE OF EXTINCTION
Pemain: Mark Wahlberg, Stanley Tucci, Nicola Peltz, Jack Reynor, Bingbing Li, TJ Miller.
Penulis cerita: Ehren Kruger.
Sutradara: Michael Bay.
Studio: Paramount Pictures
Setelah perang melelahkan antara Autobots dan Decepticons di Chicago empat tahun lalu, manusia dengan kekuatannya (IPTEK) berhasil menciptakan robot-robot baru demi melindungi diri. Autobots sudah tak dipercayai lagi, mereka terbuang, dan harus dimusnahkan oleh robot produksi KSI-perusahaan teknologi milik Joshua Joyce (Tucci). Contohnya purwarupa Galvatron yang mirip Optimus Prime tapi berjiwa Megatron. Robot ciptaan KSI sangat canggih karena berupa molekul (mungkin molekul metal?) yang bisa mengubah wujud.
Tapi Optimus Prime bangkit dari truk tua jelek milik duda kere, Cade Yaegar (Wahlberg). Yaegar sedang kesulitan finansial dan berusaha jadi ilmuwan yang bisa menciptakan robot pembantu manusia, lalu menjual hak patennya. Apa daya? Kebangkitan Prime terlacak oleh CIA. Dia, putrinya-Tessa (Nicola Peltz), pacar putrinya-Shane Dyson (Jack Reynor), karyawan bengkelnya-Lucas (TJ Miller), diburu CIA. Aksi kejar-kejaran antara mereka berempat di Texas sangat beradrenalin.
Joshua Joyce yang ambisius itu belum tahu bahwa ada robot-robot purba dari era prasejarah yang sudah bangkit, seperti dijelaskan pada prolog film ini. Mereka disebut Dinobots (Dinosaur robots). Perang tak terhindarkan, berpuncak di Hongkong, aksinya megah, jor-joran, dan natural karena mengambil gambar di sisi-sisi kumuh Hongkong.
Kehadiran tokoh utama baru yang dibawakan si gempal Mark Wahlberg terasa segar. Dia posesif terhadap anak semata wayangnya, penyayang, dan kadang lucu. Plot sisi relasi Yaegar dan putrinya lumayan klise ya. Bisa dimaafkan kok, kan ini bukan film drama keluarga. Tapi ekspresi tubuh aktor Wahlberg saat tokoh Tessa terculik pesawat luar angkasa cukup bikin hatiku nyeess.
Jangan lupakan rombongan Dinobots yang sangar itu. Huuh, tapi mereka unyu-unyu kok. Loh?
Komentar