99. Syukur Berjamaah
Terima kasih Allah. Aku bisa dengan leluasa menghirup oksigen, walau sering bengek kalau malam hari, kebanyakan merokok. Di Rumah Sakit Omni Internasional ada yang terserang asma akut hingga harus dirawat inap. Alhamdulillah, saya tak punya asma. Saya berjanji akan berhenti merokok.
Terima kasih Allah. Penyakitku hanya sama. Ada saudaraku di RS Kanker Dharmais yang menderita kanker paru-paru, dan bersusah payh menganyam harapan untuk sembuh. Alhamdulillah, saya hanya asma.
Terima kasih Allah. Engkau telah memberikanku kanker. Betapa nikmatnya memiliki paru yang sehat justru ketika aku lagi sakit. Terima kasih atas paru pinjamanMu. Alhamdulillah, saya masih berharap untuk sembuh.
Terima kasih Allah. Mataku masih normal (emetrop), meski seringkali mengintip mbak pembantu yang tengah mandi dan kerap memelototi situs porno. Karena banyak kawanku yang matanya rabun, seperti miopi, hipermetropi, presbiopi, dan hemosralopi, juga kelainan mata astigmatisma. Mereka harus memasang kaca mata agar dapat dengan jelas memandang obyek. Mulai hari ini saya akan lebih banyak melahap sayur mayur daripada ayam goreng sang kolonel yang berkaca mata itu.
Terima kasih Allah. Mataku hanya rabun. Saya sanggup menyaksikan panorama langit dan bumi, walau mesti memasang lensa ganda agar obyeknya jelas. Sebab masih ada hambaMu tercinta yang tunanetra/kebutaan, dan low vision. Alhamdulillah, mataku hanya rabun.
Terima kasih Allah. Hanya mataku yang buta, sedangkan seluruh anggota tubuhku berfungsi normal. Imanku pun semoga tak ikut-ikutan buta. Kalau aku sampai putus asa, aku tentu malu pada seekor kelelawar yang bisa pecicilan terbang ke sana kemari dalam kegelapan. Apabila bunyi ultrasoik keluar dari tubuh kelelawar, maka jiwa ultraman yang gagah berani akan keluar dari diriku. Dan tak lupa minum ultramilk dulu supaya sehat, ha-ha-ha, iklan nich.
Terima kasih Allah. HambaMu ini masih punya penghasilan, meski sering mengeluh tidak cukup. Di seberang sana ada banyak penganggur terdidik. Alhamdulillah, atas kucuran rezeki dariMu. Saya akan bersedekah lebih banyak, sebelum disedekahi oleh Dompet Dhuafa.
Terima kasih Allah. Saya jadi penganggur, bisa istirahat sementara. Saya akan berwirausaha secepatnya. Seekor cacing pun bisa hidup, beranak pinak, dan badannya gendut-gendut, tapi menjijikan. Padahal invertebrata yang satu ini tak punya tangan dan kaki, bahkan hermafrodit seperti bekicot. Kalaupun cacing dapat rezeki dariMu, kenapa saya tidak? Bukankah akulah makhlukMu yang paling paripurna di jagat ini?
Terima kasih Allah. Saya memiliki mobil yang butut. Lumayan bisa kebut-kebutan, brum...brum...brum....Eh, besok masuk bengkel lagi. Alhamdulillah, saya punya mobil, tetanggaku hanya punya motor yang suka mogok. Mulai hari ini saya nggak akan kebut-kebutan lagi ah....
Terima kasih Allah. Aku mampu berangkat kerja dengan motor, walaupun sering mogok. Bosku malahan ke kantor naik sepeda. Ih...cape dech, bo.
Terima kasih Allah. Thanks banget. Lha wong harga sepedaku lebih mahal koq dibanding motor merek Kawoskaki Ninja. Sepedaku itu mereknya Ya-Mahal. Alhamdulillah, saya bisa menggenjot sepeda, sekalian olah raga, plus bebas polusi.
Terima kasih Allah. Biarpun saya tak punya kendaraan pribadi, namun saya masih memiliki kaki yang sanggup diayunkan ke mana pun, termasuk ke tempat maksiat sekalipun. Karena ada kerabatku yang kakinya lumpuh dan terduduk di kursi roda. Saya berjanji takkan ke tempat maksiat lagi.
Terima kasih Allah. Kakiku masih utuh, meski keduanya lumpuh. Yang penting semangatku tak lumpuh, juga roda keuanganku yang tak pernah lumpuh. Alhamdulillah.
Terima kasih Allah. Saya memiliki seorang istri yang bawel banget. Saya baru pulang kerja, ia sudah nyerocos kalau dana belanjanya kurang. Cerewetnya persis Nenek Lampir yang turun dari Gunung Merapi yang baru meletus. Beruntung saya beristrikan seorang yang cerewet. Banyak rekan kerjaku yang tak punya istri. Bukan karena istrinya digondol oleh pria lain yang lebih tampan dan tajir, tapi ya...memang mereka belum menemukan jodohnya hingga usianya nyaris senja, bahkan usia malam. Alhamdulillah, saya akan lebih mencintainya, dan berjanji tak selingkuh (lagi).
Terima kasih Allah. Saya belum/tak punya pasangan hidup. I'm single and very happy. Jika bidadara/bidadari mengetuk pintu ruamahku, maka akan kuhancurkan seluruh dinding rumahku. Alhamdulillah, masih terlalu banyak nikmatMu yang alpa untuk kusyukuri.
Dari gabungan dua catatan yang sudah diedit dari aslinya. Catatan "Bertelanjang Dada, Berbaju Takwa", tertanggal 23 Juli 2009; dan catatan "Bidadara di Kota Abu-abu", tertanggal 6 Januari 2010.
Komentar