68. Gemar Beramal
Belum lama ini saya ke Dompet Dhuafa (LPM, lembaga Pelayan Masyarakat), sedang ada urusan penting, urusan apa?, mau tahu aja.
Di situ aku melihat banyak ibu-ibu, bapak-bapak dan remaja yang menunggu di lobby kantor. Banyak sekali, aku jadi trenyuh. Inikah kaum papa yang yang membutuhkan pertolongan?, batinku. Masalahnya ada yang belum bayar SPP, ada yang belum bayar kontrakan 3 bulan, dan sejenisnya.
Setahuku berapapun uang yang mereka butuhkan maka Dompet Dhauafa (DD) hanya memberi Rp 300.000 (syarat & ketentuan berlaku), kecuali untuk Layanan Kesehatan Cuma-cuma DD atau divisi DD lainnya. Karena saya hanya membicarakan LPM, salah satu divisi DD.
Coba kita beranda-andai mengenai berapa dana yang harus dikeluarkan LPM dalam sebulan. Misal satu hari ada 20 kaum papa yang mendapat Rp 300.000, 20 x 300.000= Rp 6.000.000. Lalu 6 juta x 30 hari = Rp 180.000.000. Itu belum termasuk untuk menggaji amil zakat dan biaya operasional.
Presdir Mizan Publishing Haidar Bagir, ketika diwawancarai siaran BBC pernah berkata, kalau dana yang terhimpun oleh badan-badan amal di Indonesia masih sangat sedikit, mengingat populasi muslim di Indonesia yang sangat banyak dan banyak orang mampu di sini. Alasannya bisa karena muslim di sini kurang paham tentang zakat (mereka hanya tahu zakat fitrah), juga mereka kurang percaya pada badan-badan amal, atau bisa saja mereka pelit.
Ayo kita jadi donatur, berinvestasi. Jangan hanya berinvestasi ke saham, deposito, atau unit link.Investasi tak masalah asalkan untungnya juga diinvestasikan kembali ke akhirat. Ingat doa nabi Musa as yang selalu meminta kepada Allah lalu Allah kembali meminta ke Musa. Allah menjawab,"Kau selalu minta bagianmu, sekarang bagin-Ku mana ?". Maksudnya bagian Allah adalah bagian untuk kaum dhuafa.
Jika memang tulisan ini ada kekeliruannya maka mohon maaf dan abuwaswas siap menerima ralat.
Komentar