253. Tugas Terakhir demi Anak Tersayang [Deliver Us From Evil 2020]

Menjadi film yang merajai box office pasca corona, Deliver Us From Evil mempertemukan kembali Hwang Jung-min dan Lee Jung-jae. Juga menjadi film pertama yang saya tonton di bioskop usai penutupan panjang. 

Deliver Us From Evil mengantarkan penonton pada film agen rahasia yang bekerja cepat, efisien, dan mematikan. Sebagaimana lazimnya cerita film, In-nam ingin pensiun dari dunia spionase dengan lebih dulu menuntaskan tugas terakhirnya di Jepang: membunuh seorang Yakuza di sana. Apesnya, adik korban murka. Ray, pria bertato yang dikenal suka menjagal musuhnya dengan sajam. Ray seorang blasteran Korea dan Jepang demi memudahkan komunikasi verbal antar tokohnya, ya buat saja tokohnya berdarah negara Korea. 

Mantan pacar In-nam, Yeong-joo, di Thailand punya masalah juga. Mestinya In-nam tenang hidup damai di Panama, namun tugas terakhirnya nggak benar-benar jadi yang terakhir. Yoong min, anak Yeong-joo, diculik oleh sindikat perdagangan (organ) manusia. In-nam berangkat ke negeri monarki itu disusul penjagal yang ingin membunuh dirinya. 

Visual di Thailand khas film Hollywood memotret negara dunia ketiga. Sebenarnya masuk akal juga, filter kekuningan di Thailand adalah siraman cahaya matahari melimpah ketimbang di negara empat musim macam Korea dan Jepang—lokasi syuting film tersebut. Namun menjadi tipikal lagi saat sinematografer lebih banyak mensyut sudut-sudut "kumuh" Thailand, kerumunan pasar, sampai preman-preman lokal yang lebih mirip mafia karena ada toko penjual senjata. 

Dengan amunisi cerita seadanya, Deliver tidak benar-benar men-deliver kagamangan In-nam sebagai agen rahasia dengan tugas terakhir seperti Hitman Agent Jun yang napasnya memang komedi. Komedi Deliver hanya pada (lagi-lagi) tipikal transpuan Thailand yang jadi sasak tawa. Karakter transpuan/waria yang menjadi bahan komik dan lawak memang lazim di film mana pun. Aku sudah tidak terlalu kena dengan joke waria sih, kecuali mas-mas di belakangku yang selalu terbahak tiap tokoh Yui, waria asal Korea yang meninggalkan anak di Korea demi menjadi waria pelacur. 

Eksyennya kurang memorable—andai menggandeng tim koreografi Uwais, apalagi tokoh Ray yang sejak awal dibangun amat garang malah lembek banget saat lawan In-nam. Drama bapak anaknya juga tidak dramatis, sebenarnya senang juga soalnya kadang dramatisasi film Korea suka offside. Intinya Deliver Us From Evil memang film eksyen ringan saja. 

Komentar

Postingan Populer